Selasa, 16 Desember 2014

DEAR MILAN

Happy Birthday to You
Dear Milan,
Kurang lebih 15 tahun yang lalu aku mulai mengenalmu. Dari tv swasta di negaraku. Warna merahmu yang membara seolah mengisyaratkan kekuatan yang ada didirimu, dan warna hitammu yang mendampingi, seolah memberi kesan elegan dan itu yang membuatku tertarik padamu.


Dulu... kau sangat berjaya, iya dulu sekali. Namun kondisimu berbeda saat ini, tak ada lagi keberanian yang terpancar dan tak ada lagi rasa takut yang terlihat dari lawan saat berhadapan denganmu.
Entah apa yang meracuniku hingga aku tak mau berpaling darimu, seolah kamu adalah cinta pertamaku.
Dear Milan,
Ini adalah musim ketiga dimana menyaksikanmu dilayar kaca sama saja dengan uji nyali di tempat terlarang. Penuh rasa was-was, cemas dan gelisah sepanjang 90 menit, semuanya seolah selalu bercampur jadi satu.
Massimo Allegri, Clearance Seedorf hingga yang terbaru idolaku Pippo Inzaghi silih berganti menjadi nahkoda-mu. Namun hasilnya? Tak pernah senyumku terbuka selama 90 menit, selalu saja ada rasa khawatir tiap lawanmu memegang bola. Apa yang salah?
berita bola,berita bola terkini,sepak bola,football manager super soccer,klasemen liga inggris, jadwal sepak bola,prediksi bola,liga inggris,liga champion,
Dear Milan,
Kau memang selalu bangga dengan angka 7 yang ada di sebelah kirimu. Tanda 7 kali kau mampu taklukkan Eropa. Namun apa cukup puas dengan angka 7 itu? Sehingga kini kau lebih memilih hanya menjadi pengganggu Juventus kuasai Italia, ketimbang buktikan diri di ajang Eropa.
berita bola,berita bola terkini,sepak bola,football manager super soccer,klasemen liga inggris, jadwal sepak bola,prediksi bola,liga inggris,liga champion,
Absen di Eropa kukira bisa jadi alasan untuk kuasai Italia, tapi nyatanya? Sama saja hanya menjadi medioker di negeri sendiri. Terakhir memang kau berhasil taklukan Napoli dan harapan datang lagi, namun di akhir Desember serigala ibukota siap menerkam dan kuharap kau juga akan taklukan dia layaknya Napoli untuk pertebal mental pemain, dan juga mental manajemen yang sudah semakin rusak.
Dear Milan,
Tolong sampaikan ini ke Berlusconi dan Galliani: Jika mereka sudah lelah dan tak punya ambisi untukmu, lebih baik mundur saja, jangan dipaksa. Karena merendahkanmu dengan label Tim "murah meriah nan gratis" hanya menyakiti hati tifosi setiamu. Jika mereka tak sanggup lanjutkan perjuangan mengibarkan benderamu, berhenti saja. Karena memang tak pantas kelaparanmu akan gelar selesai ditangan dua orang itu.
Sampaikan juga pada mereka, kami para tifosi rindu legenda kami, Maldini. Kami butuh Maldini dibalik layar bukan aksi Bonera yang hanya bisa dijadikan alat penghibur yang lantas terus kau bayar. Kami butuh Gattuso dibalik Pippo, bukan Zaccardo yang manja dan menyusahkan tim saat transfer terjadi musim lalu.
berita bola,berita bola terkini,sepak bola,football manager super soccer,klasemen liga inggris, jadwal sepak bola,prediksi bola,liga inggris,liga champion,
Dear Milan,
"Bertambah lagi usiamu, tambah tua saja dirimu. Cepat bertobat sebelum kiamat" setidaknya lirik Endank Soekamti itu cocok untukmu. Segeralah bertobat membenahi diri, tirulah AS Roma yang mau membeli pemain sesuai kebutuhan bukan karena gratisan. Atau jika keberatan dengan uang, berilah ruang pemain muda untuk berkembang layaknya Barcelona. Cepatlah bertobat, kembalikan kejayaanmu seperti dulu. Karena fans setiamu tak mau hanya menjadi pengenang masa lalu, yang tak punya kebanggaan di masa kini.
Selamat ulang tahun Merah-Hitamku. Happy Birthday to You, We Hope You Happy Everytime.

December 16, 2014 oleh Agung Prayogo
Dari,
Tifosi layar kaca yang masih setia.